Asosiasi Perusahaan Penyelenggara Pameran Seluruh Indonesia (Asperapi) Jawa Timur (Jatim) giat mendorong perkembangan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Sebab, industri tersebut punya multiplier effect yang positif bagi perekonomian.

Ketua Asperapi Jatim Yusuf Karim Ungsi menyebut MICE sebagai perangsang aktivitas ekonomi. MICE membuat banyak orang datang ke Jatim. Khususnya Surabaya. Artinya, bisnis yang berkaitan dengan MICE menggeliat. Terutama perhotelan.

Massa MICE yang tidak dari Surabaya sangat mungkin menginap. Maka, saat event berlangsung, okupansi hotel meningkat. Bisnis lain yang juga lantas bergairah adalah jual beli atau perdagangan.

“Yang perlu digarisbawahi, industri MICE tidak mungkin jalan sendiri. Butuh kerja sama lintas stakeholders,” tutur Yusuf, Rabu (22/1).

Dia menambahkan, sebenarnya pasar MICE di Jatim, khususnya Surabaya, potensial. Apalagi, jumlah venue pameran dan hotel di Kota Pahlawan sangat banyak. Belum lagi dukungan fasilitas MICE yang lengkap dan transportasi yang memadai.

“Kami harap pemerintah Jatim lebih agresif lagi tahun ini,” ungkapnya.

Event budaya, menurut Yusuf, selalu mendatangkan banyak orang. Selain itu, atraksi atau acara-acara yang mengangkat keunikan Surabaya akan sangat diminati. Dia lantas menyebut Bali sebagai contoh.

“Kalau mengadakan pertemuan atau pameran di sana pasti ramai. Sebab, pengunjung juga sekalian bisa menikmati pariwisata. Surabaya harus bisa begitu juga. Harus punya ciri khas yang bisa ditonjolkan,” paparnya.

Demi mengembangkan MICE, tahun ini Asperapi getol menyosialisasikan sertifikasi SDM. Bagi Yusuf, sertifikasi untuk penyelenggara pameran atau event organizer (EO) sangat penting.

“Surabaya sekarang adalah satu di antara tujuh destinasi MICE di Indonesia. SDM juga harus diperkuat agar punya standar yang tidak kalah dengan daerah lain,” ungkapnya.

Yusuf yakin tahun ini lebih baik ketimbang 2019. Sebab, kondisi politik sudah relatif stabil. “Kami prediksikan 2020 banyak yang mengusung tema pameran business-to-business ketimbang business to consumer,” ungkapnya.

Sebenarnya, agar MICE tetap menjadi daya tarik, para pelaku usaha membutuhkan semacam insentif dari pemerintah. Sebab, harga sewa gedung dan biaya penyelenggaraan event masih terbilang mahal.

“Perlu adanya bantuan dari pemerintah agar berkembang. Apalagi, industri ini sangat mampu mendatangkan wisatawan berkualitas dengan spending money yang bagus,” paparnya.

Indikator Geliat Pameran Jatim

Stabilitas politik.

Jumlah venue pameran dan hotel memadai.

Surabaya menjadi destinasi MICE Indonesia.

 

 

 

Sumber : https://www.jawapos.com/