Jakarta, Beritasatu.com – Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) atau Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (Akkindo) mengusulkan agar Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamen Parekraf) Angela Tanoesoedibjo diberi kewenangan khusus untuk mengoordinasikan pengembangan wisata meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) sehingga perkembangannya bisa lebih cepat dan fokus ke depan.

“Kami mengusulkan agar Wamen Angela Tanoesoedibjo memimpin pelaksanaan tugas kementerian untuk mengembangkan MICE. Jadi, nanti semua unsur yang ada di kementerian maupun badan yang memiliki kaitan dengan MICE akan dikoordinasikan oleh wamen, yang menurut Perpres Nomor 69 Tahun 2019 memiliki tugas membantu menteri,” kata Ketua Umum DPP INCCA, Iqbal Alan Abdullah di Jakarta, Jumat (8/11/2019).

Usulan itu selain dilatarbelakangi pentingnya pengembangan MICE dan menjadikan Indonesia sebagai destinasi MICE utama di dunia, juga karena melihat kemampuan Angela selama ini di bidang media. Angela juga dinilai memiliki pemahaman yang baik dalam bidang pariwisata.

“Kami melihat Angela mampu untuk itu dan kami dari asosiasi penyelenggara MICE siap membantu Menteri Wishnutama dan Wamen Angela untuk mengembangkan MICE. Tahun lalu, Bangkok saja sudah masuk 10 besar kota MICE dunia. Kita harus bisa mengejar. Bali masih ada di ranking 69 dan Jakarta 120,” kata Iqbal.

Bersamaan dengan usul itu, INCCA juga melihat pentingnya menghidupkan kembali Direktorat Jenderal MICE di kementerian maupun Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang langsung ke wamen. “Jadi, direktorat jenderal MICE atau deputi khusus MICE itu direct ke wamen,” kata Iqbal.

Dikatakan, MICE memiliki spending of money dan length of stay lebih besar daripada wisata lainnya serta mampu mendatangkan banyak wisatawan dalam satu kali kegiatan pertemuan. Dari sisi bisnis, ada puluhan jenis usaha yang digerakkan, bahkan bisnis ini lebih besar daripada industri otomotif, menyerap jutaan tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung, serta mendorong lebih banyak investasi, seperti di bidang pembangunan venue, akomodasi, dan lainnya.

“Tak hanya akan mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara, tetapi MICe juga bisa mendatangkan lebih banyak investasi, mendorong pertumbuhan perdagangan di tengah tekanan perdagangan global saat ini, dan mampu meningkatkan kebanggaan masyarakat Indoensia kepada Tanah Air,” ujar Iqbal Alan Abdullah.

Pemahaman Keliru
Iqbal juga meluruskan adanya pemahaman yang keliru mengenai MICE. Ada sebagian kalangan yang mengatakan MICE hanya event atau special event. MICE, ujarnya, sebuah industri yang besar dengan subindustri bisa dibagi ke industri meeting dan conferention/convention, industri incentive, dan industri exhibition.

Umumnya, event itu digambarkan dengan skala yang lebih kecil, namun terkadang karena kebiasaan, event itu dijadikan sebagai pengertian yang generik untuk menyebut “kegiatan”.

Dari persepsi kalangan professional conference/exhibition organizer (PCO/PEO), kata Iqbal, event itu merujuk kepada event organizer (EO) sebagai penyelenggaranya. Sementara, MICE itu merujuk kepada PCO/PEO sebagai penyelenggaranya.

Yang peling penting, ujarnya, PCO harus memiliki Sertifikat Usaha Jasa Penyelenggara MICE. Kemudian, jenis wisatawan MICE itu juga berbeda dengan wisatawan biasa. Mereka umumnya adalah pelaku perjalanan dengan tujuan bisnis, pejabat atau penentu kebijakan, aktivis NGO, organisasi antarpemerintah (IGO), atau pihak-pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan pertemuan.

Bahkan, pemasaran wisatawan MICE berbeda jika dibandingkan dengan wisatawan biasa, termasuk pengembangan destinasi hingga kelembagaan. Contohnya, Swiss atau Austria yang menjadi markas organisasi internasional.

Karena itu, kata Iqbal, perlu kerja sama planner dengan asosiasi lokal, para diplomat, dunia usaha, dan juga pemerintah. “Kita tidak bisa sendiri-sendiri. Untuk memenangkan MICE itu kita harus bekerja bersama-sama secara bergotong-royong untuk mewujudkan Indonesia incorporated. Faktanya, bidding itu kita tidak bisa sendiri, kita butuh partner yaitu pemerintah,” ujarnya.

Dikatakan, INCCA sebelum ini sudah pernah menyampaikan pokok-pokok pikiran kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan MICE di Indonesia. Hal itu mereka lakukan karena memahmi Presiden Jokowi selama ini sangat mendukung pengembangan wisata MICE ini.

“Presiden Jokowi sangat paham MICE dan mendukung all out. Sayangnya, lima tahun lalu itu eksekusinya lemah di tingkat kementerian. Karena itu, pada kementerian saat ini dengan dipimpin oleh duet Wisnhutama dan Angela, INCCA ingin mendorong keduanya bisa sungguh-sungguh memperhatikan MICE,” kata Iqbal.

Sumber: Suara Pembaruan