INDUSTRY.co.id – Denpasar- Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengusulkan sudah seharusnya daerah setempat dapat mengubah target promosi wisata menuju pariwisata MICE (pertemuan, insentif, konvensi dan pameran).

“Selama ini pariwisata Bali terlalu nyaman dengan wisatawan ‘leisure’ dalam bentuk ‘mass tourism’. Ke depannya kita harus ubah, kita harus menuju pariwisata yang berkualitas. Salah satunya adalah MICE, karena hal ini sudah terbukti bisa membangkitkan perekonomian Bali saat adanya isu Gunung Agung meletus,” kata Astawa dalam acara dialog interaktif bertajuk “Ekonomi Bali Tahun 2020 di Tengah Dominasi Pariwisata”, di Denpasar, Selasa.(14/1/2020)

Selain itu, menurut dia, mengubah orientasi pasar juga perlu dilakukan karena banyak negara yang dulu merupakan pasar potensial, sekarang sudah tidak lagi. Bahkan, malah justru hanya bisa mendatangkan wisatawan kelas bawah.

Sedangkan Vietnam contohnya, justru memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus, sehingga menurut dia, promosi ke negara Vietnam perlu digalakkan. Dengan demikian, wisatawan yang datang adalah wisatawan premium yang berkualitas.

Selain terus mempromosikan wisata MICE, Astawa menyebutkan sejumlah kegiatan festival pariwisata akan digelar selama 2020 seperti Kintamani Chinese Festival 8 Februari 2020, Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) bulan Juni 2020 dan Mekepung Gubernur Cup pada Bulan Juli 2020.

“Dengan menciptakan berbagai ‘event’ di Bali, maka selain mampu sebagai media promosi, sekaligus akan bermanfaat bagi perekonomian masyarakat,” ucap mantan Kepala Bappeda Bali itu.

Sementara Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Adi Nugroho mengatakan sumbangan pariwisata Bali terhadap ekonomi Bali mencapai 50,84 persen

Efek dari kegiatan internasional seperti konferensi IMF-World Bank telah membuat ekonomi Bali tumbuh dengan cepat.

Adi menambahkan, dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Bali memang didominasi dari sektor pariwisata, meskipun sektor lain juga sudah dikembangkan. Namun, pariwisata tetap paling atas.

Selain itu, tingginya harga tiket domestik sempat mengganggu kunjungan wisatawan, namun tidak berpengaruh besar.

Capaian tiap bulan hampir selalu memecah rekor dari bulan yang sama di tahun sebelumnya. Rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara per bulan ke Bali mendekati 600 ribu orang. “Sampai saat ini kondisi sektor pariwisata dalam kondisi aman, dan tidak perlu terlalu khawatir,” ujarnya.

Tetapi Adi Nugroho menyarankan jangan terlalu tergantung dari sektor pariwisata dan harus tetap mengembangkan sektor lain, untuk jaga-jaga kalau sektor pariwisata kolaps.

 

Sumber : https://www.industry.co.id/