Gianyar – Ubud terkenal dengan keindahan alam dan suasana yang tenang. Belakangan, semakin banyak yang memilih Ubud sebagai destinasi wisata konvensi atau MICE.

Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali, dinilai berpotensi menjadi tujuan wisata konvensi (MICE) seperti untuk acara pernikahan, konferensi, pertemuan, dan acara rapat-rapat oleh aparat pemerintah.

“Biasanya tempat acara pernikahan, konferensi, pertemuan, rapat diadakan di Nusa Dua, Jimbaran dan Seminyak, tapi kini mulai bergeser ke Ubud, dengan mulai mengalirnya order (permintaan) pernikahan dan rapat-rapat kementerian dan Pemprov Bali di sini,” kata Lasta Arimbawa, GM Hotel Sthala, A Tribute Portfolio, kepada Antara di Ubud, Gianyar, Kamis (22/11/2018).

Hotel Sthala Ubud, di bawah pengelolaan jaringan Marriot International, juga makin kerap menerima pesanan sebagai tempat pernikahan dari warga asing dan WNI dan pertemuan atau rapat-rapat dari kementerian dan pemprov.

“Ubud yang awalnya terkenal sebagai tempat meditasi, yoga, dan keindahan alamnya yang nyaman untuk kegiatan bersepeda, ayunan (swing), trekking, kini mulai dilirik sebagai tempat yang bagus untuk acara pernikahan dan rapat,” tambah Lasta.

Tingkat hunian hotel yang beroperasi tahun 2016 itu mencapai 55 persen tahun 2017 dan tahun ini okupansinya diperkirakan mencapai 60 persen. “Para turis yang menginap di sini rata-rata menghabiskan waktu selama 2,5 hari,” katanya.

Tamu yang menginap di hotel masih didominasi oleh wisatawan domestik sekitar 55 persen dan sisanya wisatawan mancanegara, sebagian besar dari negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Inggris dan Belanda, serta negara-negara Asia seperti Jepang, China dan Korea Selatan.

“Kegiatan mereka umumnya melakukan kegiatan bersepeda, yoga, trekking dan mengunjungi destinasi wisata di Monkey Forest Ubud, melihat Puri Ubud, Tegalalang Rice Terrace, dan menikmati kuliner tradisional Bali,” kata Lasta.

Menurut dia, berdasarkan masukan para turis dan biro perjalanan, Ubud sebagai destinasi wisata alam harus mampu mempertahankan dan menjaga keindahan alamnya sehingga turis makin banyak datang. “Para turis mengaku senang dan nyaman melihat keindahan alam Ubud setelah melakukan kegiatan bersepeda dan trekking,” ujarnya.

Mengenai kemacetan, Pemkab Gianyar juga sudah mengantisipasi dengan membuat pusat parkir di Monkey Forest Ubud, menindak tegas motor parkir sembarangan dan menempatkan petugas lapangan seperti polisi dan DLLAJ di persimpangan jalan yang sering terjadi kemacetan. (krn/krn)

Sumber : https://travel.detik.com/